Jumat, 19 Desember 2014

Dimana Letak Gua Ashabul Kahfi?

KITA tentu sudah tak asing lagi dengan riwayat para pemuda Ashabul Kahfi. Catatan perjalanan keistimewaan mereka bahkan sampai diabadikan dalam Al-Quran. Namun, pernahkah kita bertanya dimana letak gua persembunyian para pemuda tersebut?
Teka-teki dimana letak gua ashabul kahfi, menarik para ilmuan untuk melakukan penelitian. Paling tidak ada 33 lokasi yang diklaim sebagai gua tadi. Dan sedikitnya sudah ada 104 penelitian mengenai masalah ini. Yang paling disoroti dari berbagai situs tersebut adalah gua yang berada di Yordan. Tepatnya di wilayah ar-Rahib, berada di 1,5 km timur kota Abu Alanda. Situs bersejarah ini sendiri dikenal dengan nama ar-Raqim. Seorang arkeolog, Dr. Muhammad Wahib berkesimpulan bahwa gua yang berada di situs bersejarah ar-Raqim adalah gua tempat Ashab Al Kahfi bersembunyi.
Beberapa bukti yang mendukung situs ar-Raqim ini tempat persembunyian Ashab Al Kahfi, antara lain merujuk kepada beberapa periwayatan yang menyebutkan bahwa beberapa sahabat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam seperti Ubadah bin Shamit, Muawiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhum, pernah melintasi tempat itu di masa kekhalifahan Umar bin Khaththab, kemudian memasuki gua tersebut.
Beberapa bukti arkeologis juga menguatkan kesimpulan itu. Di surat Al Kahfi disebutkan,“… Dan mereka mengatakan, ‘dirikanlah bangunan di atas (gua) mereka. Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka.’ Dan orang-orang yang berkuasa atas mereka mengatakan, ’Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya.’” (al-Kahfi [18] : 21). Setelah dilakukan penggalian, ditemukan sebuah bangunan yang berada tepat di atas gua tersebut. Pada awalnya berupa gereja, kemudian tempat ibadah itu berubah menjadi masjid saat Islam datang.
Ulama Klasik Meneliti
Para ulama muslim klasik ternyata juga telah melakukan penelitian tentang letak gua tersebut. Tempat yang mereka duga sebagai gua Khfi berada di Yordan. Penelitian mereka juga menjadi rujukan ilmuwan saat ini. Beberapa ulama klasik telah berkali-kali mengunjungi gua untuk melakukan hal yang sama, dengan berpatokan terhadap gerakan matahari di atas gua. Mereka menilai bahwa kondisi gua Yordan sesuai dengan ciri-ciri gua Ashab Al Kahfi yang digambarkan al-Qur’an dalam surat Al- Kahfi ayat ke-17. Diantara mereka adalah Imam al Waqidi. Beliau menilai bahwa di tempat inilah Ashab Al Kahfi bersembunyi.
Imam al Qurthubi, dalam Jami’li Ahkam Al-Qur’an, juga menyebutkan bahwa beliau telah mendatangi situs yang terdapat di Yordan ini. Situs Yordan tersebut lebih tepat dengan gambaran Al-Qur’an yang telah menunjukkan beberapa ciri gua yang ditempati Ashabul Kahfi.
Sumber:  Majalah El Fata edisi 02 volume 10 halaman 25

Cintai Anakmu untuk Selamanya


Pada saatnya anak-anak akan pergi, meninggalkan kita, sepi...

Mereka bertebaran di muka bumi untuk melaksanakan tugas hidupnya; berpencar, berjauhan.
Sebagian di antara mereka mungkin ada yang memilih untuk berkarya dan tinggal di dekat kita agar berkhidmat kepada kita.
Mereka merelakan terlepasnya sebagian kesempatan untuk meraih dunia karena ingin meraih kemuliaan akhirat dengan menemani dan melayani kita.

Tetapi pada saatnya, kita pun akan pergi meninggalkan mereka.
Entah kapan.
Pergi dan tak pernah kembali lagi ke dunia ini....

Sebagian di antara kematian adalah perpisahan yang sesungguhnya; berpisah dan tak pernah lagi berkumpul dalam kemesraan penuh cinta.
Orangtua dan anak hanya berjumpa di hadapan Mahkamah Allah Ta'ala, saling menjadi musuh satu sama lain, saling menjatuhkan.
Anak-anak yang terjungkal ke dalam neraka itu tak mau menerima dirinya tercampakkan sehingga menuntut tanggung-jawab orangtua yang telah mengabaikan kewajibannya mengajarkan agama.

Adakah itu termasuk kita?
Alangkah besar kerugian di hari itu jika anak dan orangtua saling menuntut di hadapan Mahkamah Allah Ta'ala.

Inilah hari ketika kita tak dapat membela pengacara, dan para pengacara tak dapat membela diri mereka sendiri.
Lalu apakah yang sudah kita persiapkan untuk mengantarkan anak-anak pulang ke kampung akhirat?
Dan dunia ini adalah ladangnya...

Sebagian di antara kematian itu adalah perpisahan sesaat; amat panjang masa itu kita rasakan di dunia, tapi amat pendek bagi yang mati.
Mereka berpisah untuk kemudian dikumpulkan kembali oleh Allah Jalla wa 'Ala. Tingkatan amal mereka boleh jadi tak sebanding.
Tapi Allah Ta'ala saling susulkan di antara mereka kepada yang amalnya lebih tinggi.

Allah Ta'ala berfirman:

"والذين آمنوا واتبعتهم ذريتهم بإيمان ألحقنا بهم ذريتهم وما ألتناهم من عملهم من شيء كل امرئ بما كسب رهين"

"Dan orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya."

(QS. Ath-Thuur, 52: 21).

Diam-diam bertanya, adakah kita termasuk yang demikian ini?
Saling disusulkan kepada yang amalnya lebih tinggi.
Termasuk kitakah?

Adakah kita benar-benar mencintai anak kita?
Kita usap anak-anak kita saat mereka sakit.
Kita tangisi mereka saat terluka.
Tapi adakah kita juga khawatiri nasib mereka di akhirat?
Kita bersibuk menyiapkan masa depan mereka.
Bila perlu sampai letih badan kita.

Tapi adakah kita berlaku sama untuk "masa depan" mereka yang sesungguhnya di kampung akhirat?

Tengoklah sejenak anakmu.
Tataplah wajahnya. Adakah engkau relakan wajahnya tersulut api nereka hingga melepuh kulitnya?
Ingatlah sejenak ketika engkau merasa risau melihat mereka bertengkar dengan saudaranya.
Adakah engkau bayangkan ia bertengkar denganmu di hadapan Mahkamah Allah Ta'ala karena lalai menanamkan tauhid dalam dirinya?

Ada hari yang pasti ketika tak ada pilihan untuk kembali.
Adakah ketika itu kita saling disusulkan ke dalam surga atau saling bertikai?

Maka, cintai anakmu untuk selamanya!
Bukan hanya untuk hidupnya di dunia.
Cintai mereka sepenuh hati untuk suatu masa ketika tak ada sedikit pun pertolongan yang dapat kita harap kecuali pertolongan Allah Ta'ala.
Cintai mereka dengan pengharapan agar tak sekedar bersama saat dunia, lebih dari itu dapat berkumpul bersama di surga.
Cintai mereka seraya berusaha mengantarkan mereka meraih kejayaan, bukan hanya untuk kariernya di dunia yang sesaat.
Lebih dari itu untuk kejayaannya di masa yang jauh lebih panjang.
Masa yang tak bertepi
Source: Copas from my friend